Suka. Sebelum, saya mereview animovie ini saya akan curhat dulu tentang pra dan pasca menonton "Kimi No Na Wa." (Your Name)
Pra :
Sebenarnya, bukan animovie ini yang ingin sekali saya tonton. Berhari-hari mencari animovie "Koe No Katachi", Nihil. Malah membuat saya frustasi dan akhirnya memilih untuk menonton animovie "Kimi No Na Wa."
Kalo disimpulkan, tujuan awal nonton film ini adalah karena pelampiasan. Hahaha sungguh terlalu. Tapi, memang pada awalnya saya tidak tertarik dengan "Kimi No Na Wa." Melihat review di beberapa blog. Kurang menarik. Kisah tentang 2 orang ditempat berbeda itu premis yang saya ambil dan itu tidak membuat saya tertarik. Namun ... *eits bahasnya direview bro*
Pasca :
Apa bedanya dengan Review ? *baka*. Dipasca ini, saya akan buka kartu. Alasan pertama saya kecanduan animovie bahkan anime series adalah karena ketidak sengajaan saya menonton animovie "Toki wo Kakeru Shoujo" dan itu meninggalkan kesan yang sangat mendalam sampai sekarang. Namun, saya merasa bahwa saya telah melupakan kesan itu berkat "Kimi No Na Wa." Karena membuat kesan yang lebih mendalam.
Review :
Untuk kesekian kalinya, saya kembali memberikan applouse untuk Makoto Shinkai sebagai sutradara. Anime berdurasi 1,4 jam lebih ini berhasil menarik perhatian saya. Namun, standing applouse saya tujukan untuk si penulis skenario. Cek per cek ternyata penulisnya, Makoto Shinkai juga. Wah, kagum banget sama ini orang. Tidak ada matinya.
Menceritakan tentang kehidupan dua orang remaja yakni Miyamizu Mitsuha dan Tachibana Taki. Mitsuha, diceritakan tinggal di pedesaan, yakni Itomori. Sedangkan, Taki di perkotaan, Tokyo. Benang merah keduanya terletak dibenang merah yang terdapat pada diri mereka. Hahaha. Maksudnya, benang merah itu adalah tali merah yang sering mereka pakai berdua, yang ternyata tali yang sama. *Masih intro, tahanlah bro!*
Yang kemudian daripada itu untuk membuat satu kesatuan utuh "Kimi No Na Wa" ini. Sang penulis menciptakan plot, mereka ber"mimpi". Taki bermimpi menjadi cewek. Dan begitupun sebaliknya. Mimpi ini terus berlanjut sampai mereka sadar bahwa mimpi yang mereka alami adalah nyata. Dalam arti, jiwa mereka tertukar. Walaupun, posisi mereka sangat jauh. *Punch 1*
Begitu selanjutnya, mereka menjalani 2 kehidupan dan saling membuat "masalah" untuk diri mereka satu sama lain. Namun, perlahan Mitsuha merasakan kejanggalan, perasaan.
Ketika ia menjebak Taki yang asli untuk berkencan dengan senior ceweknya. Yang, diamini oleh Taki. Ia pun merasa terjadi sesuatu pada dirinya. Disebabkan oleh seseorang dan orang itu adalah Mitsuha. Hadirnya rasa tersebut adalah kunci bagaimana mereka berpisah dengan rutinitas "bertukar jiwa". Taki penasaran dan akhirnya mencari sosok Mitsuha yang sebenarnya. *Punch 2*
Awalnya, saya merasa dengan mereka saling mencari itu saja sudah membuat saya puas. Namun, Makoto Shinkai berusaha bermain teka-teki. Dan itu, membuat saya merasa sangat panas. Karena dia berusaha memuaskan 2 hal yakni hati dan pikiran. Curang. Akhirnya, saya mengikuti alur cerita yang cukup rumit ini dan membawa saya kedalam sebuah fakta bahwa Matsuha, sudah meninggal jauh sebelum jiwa mereka saling bertukar. *Punch 3/ Climax*
Taki merasa perjuangannya selama ini sia-sia. Melihat bagaimana lembah bekas ledakan komet di Itomori menewaskan Matsuha. Dan melihat hal itu membuat Taki lupa segalanya. Yang ia ingat adalah tujuannya ke Itomori untuk mencari seseorang yang tidak ingin dilupakannya. Namun, ia telah melupakan nama orang itu.
Kisi-kisi fantasi telah terbuka sangat lebar bahkan kisi-kisi itu telah menjadi sebuah jendela besar. Yang jelasnya mereka bertemu dan mengubah takdir dengan cara yang rumit untuk dijelaskan. Kejadian yang menguras emosi terjadi saat Matsuha hampir saja menyia-nyiakan kesempatan untuk tetap hidup. Namun, berkat tulisan tangan Taki ditelapak tangan Matsuha sebelumnya. *Kepribadian cewek muncul lagi.*
Ia kembali bangkit dan pergi meninggalkan Itomori tepat dimalam matsuri sesaat sebelum komet itu menghantam Itomori.
Perjuangan mereka untuk saling bertemu benar-benar melelahkan. Perjuangan saya untuk tetap menonton dalam kondisi tetap tidak menangis pun amat sangat melelahkan. Namun, akhirnya saya menangis juga. Hahaha. Dan selanjutnya menertawai diri sendiri.
Dari animovie ini, kita belajar, tidak akan ada perjuangan yang sia-sia *Quote Murahan, hahaha* namun, kalimat itu memang benar. Tidak akan pernah ada perjuangan yang sia-sia.
Rate : 4.99/5