Ada apa dengan judul kampret diatas. Ada apa dengan tagar #wut. Ada apa dengan kombinasi keduanya.
Entri terbaru ini akan mengulas judul yang hbljsktys tersebut.
Semua orang mungkin punya beberapa buku andalan yang menurut mereka menarik. Karena pada dasarnya kepribadian seseorang, 50% dapat ditebak berdasarkan buku yang dibacanya. Dan salah satu alasan saya membuat judul ini pun juga berdasarkan buku yang beberapa waktu lalu, saya baca.
Sepanjang tahun 2015 ini, Terdapat dua buku yang berhasil merebut lebih dari 95% sense of heart saya. apa itu ? Inilah dia
Will Grayson, will grayson karya John Green & David Levithan kemudian ada Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.
Kedua buku ini jelas memiliki banyak sekali perbedaan, perbedaan dari segi diksi, tema, PoV, plot bahkan bahasanya pun berbeda hanya saja untuk karangan JG & DV saya membeli versi terjemahannya. Tapi keduanya berhasil memberi saya sudut pandang baru akan beberapa hal.
Oke. Yang pertama yang akan saya bahas adalah buku karangan John & David :
Will Grayson, will grayson karya John Green & David Levithan
Jangan mengharapkan sinopsis dari entri kali ini karna saya hanya akan memberikan berbagai penilaian dan komentar.
Dari Rate 1-5 saya memberikan 4,3 untuk buku alias novel setebal 360 halaman ini. Walaupun harganya lumanyan mahal. Namun, novel ini berhasil memberi saya banyak perspektif. Novel ini saya baca di akhir Juni tapi bukan pas musim hujan.
Novel ini bergenre RC (Romance - Comedy), tapi jangan mengharapkan romantis layaknya Romeo and Juliet atau replikasi dari lagu Almost is Never Enough. dan jangan berharap pula comedy seperti film The Change Up atau acara Ini Talkshow. Jujur ini lumayan berat bagi kalian yang masih merasa remaja.
Disamping karena para pengarangnya lumayan sangat populer di kalangan Remaja USA. Daya tarik novel ini terletak dari premisnya. Yakni 'Dua orang bernama sama dipertemukan dalam kondisi yang tak di duga.' Namun, jangan pernah berharap dari novel John Green ini jika tak kalian temukan gebrakan. Dan inilah perspektif baru saya. Perspektif tentang 'Cinta Sesama Jenis' namun bukan untuk mendukung perilaku tersebut.
Dua orang bernama sama inilah yang selanjutnya akan membangun berbagai macam karakter di novel ini. Will Grayson dengan huruf kapital diawal kata dalam namanya adalah karakter yang dibuat oleh John Green sedangkan will grayson dengan huruf kecil, ini karakter yang dibangun oleh David Levithan. Selain keduanya membangun karakter-karakter menarik lain.
Sistematika menulis mereka pun tergolong unik. John Green membuat cerita di Bab ganjil sedangkan David Levithan di Bab Genap nya. kemudian konsisten dengan plot yang saling berkesinambungan.
Will Grayson dari JG memiliki kepribadian yang lumayan ramah walaupun dengan prinsip egoistis dan memiliki sahabat yang alamak yakni Tiny Cooper. Namun, justru yang membuat saya betah sampai pertengahan cerita adalah karakter will grayson dari DL yang cenderung melankolis dan sering mengucapkan istilah kotor. will grayson mempunyai sahabat yang sangat terobsesi dengan dirinya yakni Maura dan karakter Maura inilah yang selanjutnya menjadi cikal bakal conflik dari plot David Levithan. bagaimana ia menjadi seorang yang sangat disayangi will dan bagaimana ia menjadi orang yang paling dibencinya.
Dua karakter yang selanjutnya akan menjadi penyambung kedua cerita ini adalah karakter Tiny Cooper dan karakter fiksi Isaac. Untuk cerita selengkapnya baca sendiri.
Yang kedua adalah karya novelis ternama Indonesia, Kang Darwis Tere Liye :
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye
Jangan mengharapkan sinopsis dari entri kali ini karna saya hanya akan memberikan berbagai penilaian dan komentar.
Untuk buku ini saya beri Rate 4,9 dari 5. Bukan karna saya yang terlalu dermawan dalam memberi Rate hanya saja karya yang satu ini memang sangat menarik. apa yang membuatnya menarik ?
Pertama, tentunya judul yang elegan DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN. yang jika saya tafsirkan bahwa manusia harusnya tak menyalahkan takdir.
Kedua, temanya tentang seseorang yang mengagumi orang lain. Hanya saja rasa kagum itu muncul dari anak SD pada karyawan swasta. #wut
Ketiga, karakter-karakter yang dibangun oleh penulis. Benar-benar berhasil membuat saya tertarik untuk mengulas beberapa hal dari karakter mereka. bahkan saya menggunakan search engine untuk mencari tahu dimana universitas dan apapun yang menarik dari mereka.
Novel ini saya baca diakhir Januari dalam waktu yang cukup singkat sepanjang sejarah saya membaca buku yakni 1 hari. Di novel ini kita akan 'melihat' bagaimana metamorfosa karakter Tania dan adiknya, juga bagaimana metamorfosa Danar yang lambat laun semakin tua. Intinya Novel ini harus dibaca siapapun atau mungkin hanya saya yang ketinggalan.
#wut ada apa dengan kedua buku ini.
Saya merasa bahwa kedua buku ini mempunya beberapa kesamaan yang selanjutnya menjadi tolok ukur saya dalam menilai buku.
1. Premis yang Menarik. Keduanya memiliki premis yang menarik yakni JG&DL pada sinopsinya dan Tere Liye pada Judul bukunya.
2. Tema yang Apik. keduanya mengambil tema yang sama yakni percintaan namun bukan tema percintaan yang biasa. JG&DL dengan 'Homoseks' dan Tere Liye dengan 'Paedophilia'
3. Keduanya adalah karangan tahun 2010-an. Saya punya persepsi bahwa sesuatu yang diperoleh dengan susah payah justru akan meninggalkan pengalaman yang tak terlupa. Dan ini juga bisa jadi tolok ukur dalam membeli buku adalah tingkat lamanya produk beredar.
Quote :
"Mau tak mau aku berpikir bahwa 'mendapatkan kehidupan' adalah sesuatu yang dipercayai oleh orang yang sepenuhnya tolol. Seolah kau bisa berkendara ke toko dan mendapatkan kehidupan itu. Melihat kehidupan dipajang dalam kotak berkilauan lalu melongok kedalam jendela plastik dan melihat kilasan dirimu di kehidupan baru dan berkomentar ~aku tampak jauh lebih bahagia--menurutku kehidupan itulah yang perlu kumiliki!~ kemudian membawanya ke kasir, membayarnya dan memasukkan tagihannya ke dalam kartu kreditmu. Jika memang semudah itu memiliki kehidupan, kita adalah ras yang penuh kebahagiaan." will grayson pada dirinya sendiri dalam buku Will Grayson, will grayson.
"Tidak, kau hanya menyakiti dirimu sendiri, kau hanya kan membuat hatimu semakin terbebat oleh asumsi, perasaan-perasaan, keinginan-keinginan, dan mimpi-mimpi dan akhirnya kau tak akan tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana yang tidak. Kalau kau merasa berhak mengatakannya mengapa tak kau katakan sekarang juga." Tania dalam buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Sekian dulu postingan kali ini. SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar