Pergaulan, entah mengapa kata itu menjadi kata yang sangat saya hindari. Bukan karena saya sombong. Bukan juga karna saya aneh. Hanya saja saya masih sulit memberikan sesuatu yang belum harus saya berikan di usia 20 tahun ini.
Saya sebenarnya tidak suka menjadi ekslusif diantara yang lain. Hanya karena semenjak kecil saya sudah melewatkan fase-fase berteman dengan banyak orang disebabkan pembully-an yang saya alami selama 4 tahun. Dan akhirnya saya menjadi orang yang tidak pandai bergaul, pendiam sekaligus di juluki si bocah malang. Dan keputusan terberat yang pernah saya rasakan yakni pindahan.
Setelah itu, kejiwaan saya kembali membaik. Karena menjadi anak baru membuat 'teman' menghampiri tanpa harus memulai memperkenalkan diri. Saat itu, saya merasa melayang. Di desa saya dibilang anak yang cerdas dan manis. Itu membuat saya menjadi semakin melayang.
Sepak bola adalah jenis olahraga yang paling diminati disana. Sampai suatu waktu saya disuruh gabung ke kelompok sepak bola. *padahal, saya tidak tau apa-apa mengenai sepak bola*
Akhirnya, mereka menertawakan permainan sepak bola saya. Dan saya merasa de javu telah terjadi. Si bocah ingusan itu kembali dibully. Padahal, mereka sangat menyanjung kelebihan saya sebelumnya.
Kesimpulan yang terlalu cepat untuk menyatakan bahwa saat itu saya tidak perlu bergaul dengan siapa pun.
Menutup diri.
5 sampai 6 tahun kemudian saya akhirnya mencoba untuk kembali bergaul. Namun, sudah terlambat. SI BOCAH itu melewatkan banyak sekali hal-hal indah. hanya karena merasa hina dimata orang lain.Terlalu lama menutup diri.
Dan sekarang, usia 20 tahun.
Ia melewatkan masa kanak-kanak dan sebagian masa remajanya. Dan ia belum tau, selanjutnya apa yang akan terjadi.
Mungkinkah, Tuhan akan mengambil masa remaja dan masa-masa selanjutnya di usia itu ?
"Saya harap saya siap..."
tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu hal yang bisa merubah kehidupan menjadi lebih asyik untuk dijalani beroh....
BalasHapus