"Matematika sulit, jika kalian tak melihat seninya."
Sebenarnya, saya pun bukan orang yang tahu segalanya tentang Matematika. Namun, paling tidak saya sudah melihat dimana seninya.
Asal kalian tahu saya bukan orang yang mudah menghitung dengan cepat. Bukan orang yang mudah menggambar kubus dengan akurat. Dan saya bukan orang yang mudah menghapal segala rumus dengan cepat.
Ibaratnya lukisan, kalian tidak mungkin tahu semua model lukisan. Pasti kalian akan fokus paling tidak pada satu model lukisan.
Sama halnya dengan saya. Di Matematika, mungkin saya lebih fokus dengan melihat pola, membuat graf ataupun geometri. Entah mengapa, pola dan gambar membuat saya semakin ingin mengkajinya.
Namun, di Matematika ada juga yang tidak saya suka. Jujur, saya sangat lemah di perhitungan. Perhitungan yang saya maksud disini adalah menghitung dalam jumlah besar seperti menghitung dengan tabel simpleks, tabel mortalita ataupun menentukan semua nilai yang memenuhi persamaan polinom.
Namun begitu, saya harus tetap menjaga image saya sebagai mahasiswa Matematika.
"Mahasiswa Matematika gak tahu matematika."
Oh No..
Paradigma itu adalah paradigma yang sangat menyinggung kami, Anak Matematika.
Kalian kira semua penyanyi harus bisa menyanyi dengan nada tinggi. Kalian kira semua pelukis bisa melukis dengan kuas. Kalian kira semua pelawak bisa stand up comedy-an.
Ada yang mereka bisa dan ada yang mereka tidak bisa.
Namun begitu, tidak ada alasan untuk tidak berubah. Penyanyi, pelukis dan pelawak semuanya harus mau mempelajari apa yang mereka tidak suka.
Karena ...
"Berhasil meraih suatu tujuan adalah titik awal meraih tujuan yang baru."
by John Dewey
Nah, Seni Matematika lah yang membuat saya semakin terus mencari tahu. Kenapa ini seperti ini, kenapa itu bisa begitu. Karena semakin kalian mengkaji Matematika maka semakin kalian mersakan seninya.