Rabu, 21 Desember 2016

Karakter "?"


Hello Good People :) #NET_

Kali ini saya akan memosting tentang sesuatu yang sampai sekarang menjadi tanda tanya orang lain mengenai saya. Apa itu ?

Percaya atau tidak. Karakter semua manusia sebenarnya hampir sama dengan karakter hewan #bukan_frontal. Yang membuatnya berbeda adalah akal pikiran. 

Dan kali ini, saya akan membahas tentang karakter seseorang yang saya pelajari sebulan yang lalu. Sebut saja si Y. Sebelumnya, saya memohon maaf bagi pembaca yang tersinggung akan hadirnya entri ini. Sekali lagi saya mohon maaf. 

Baiklah . . .

Karakter ini, sebenarnya sudah menjadi topik pembicaraan para senior beberapa hari sebelum GAMMA 2016 diadakan. Karakter penentang. Junior penentang. Menjadi cikal bakal, mengapa beberapa junior lain melakukan penentangan. 

Wow. Membicarakan orang ini, sebenarnya membuat saya gerah. Terlebih, untuk mendapatkan informasi tentang orang ini harus mengorbankan banyak hal. Salah satunya "Waktu". 

Baiklah. Mungkin saya orang yang baru dalam mengindentifikasi karakter orang lain. Ini saya lakukan salah satunya karena terobsesi. Saya punya kecenderungan sebagai seseorang yang sangat menyukai hal-hal yang sifatnya eksklusif. Termasuk sifat orang lain.

Dan inilah menjadi alasan mengapa saya terobsesi dengan sifat orang itu.

Banyak teman melihat kami sangat akrab, bahkan seorang teman menyebut kami berdua saudara. 

Pertemuan itu, dimulai 12 Oktober 2016. Disebuah forum diskusi Matematika. Saya sebenarnya tidak tahu kalau orang itu adalah salah satu peserta. Namun, pada kenyataannya itu mempermudah. 

Sifat manusia seperti air yang saya punya membuat saya lebih mudah mengenalnya. Seiring berjalannya waktu saya menemukan titik lemah orang itu. Titik lemah "Adik" saya. Dia mudah menaruh seluruh telur dalam satu keranjang. Itu semakin mempermudah saya memahami karakter ini.

Karakter yang bagi saya lucu. Eksperimen yang membuat saya semakin tertantang. Tujuan saya satu, membuat "sang provokator" keluar dari pendapat-pendapat yang ia buat sendiri. 

Jujur atau tidak. Akibat pendapat-pendapat tersebut. Ia semakin terlihat memprovokasi orang lain. Bak sumbu kompor yang baru dibakar.

Saya memulainya dengan tes-tes sederhana.

Tes pertama. saya sebut, "Temani Saya!" *judul psikopat* Intronya begini, saya meminta untuk ditemani ke suatu tempat. Seandainya ia mau maka saya mengatakan karakter orang ini cukup koperatif, tapi jika tidak maka saya bisa menyebutnya sebagai sosok eksklusif. 

Dia mau.  

Tes kedua, saya sebut, "Pinjamkan saya!" *judul super psikopat* Intronya begini. saya meminta untuk dipinjamkan sesuatu. Seandainya ia mau maka saya mengatakan karakter orang ini cukup koperatif, tapi jika tidak maka saya bisa menyebutnya sebagai sosok eksklusif. 

Dia mau. Dan ini membuat saya tidak percaya. Dia terlalu mudah menaruh seluruh telur dalam satu keranjang. Itu bukan karakter yang patut diobservasi.

Tes ketiga, saya sebut, "Jelaskan!", *judul yang super duper biasa.* Intronya begini. saya meminta untuk dijelaskan beberapa hal. Seandainya ia mau maka saya mengatakan karakter orang ini cukup koperatif, tapi jika tidak maka saya bisa menyebutnya sebagai sosok eksklusif. 

Dia akhirnya menjelaskan banyak hal. Namun, seiring penjelasannya, saya merasa dia sebenarnya bukanlah sosok penentang. Argumen tentang penentang itu muncul dari orang lain. Bagi saya, ia melakukan serangkaian penentangan karena rasa takut. Saya melihat rasa takut yang semakin membuat saya percaya bahwa Dia adalah anak baik. Dan karakter baik bukan lagi karakter eksklusif. Hal itu menyebakan saya menghentikan observasi konyol tentang karakter manusia pada si Y ini.

Yang saya sebut sebagai konklusi atas semua pernyataan. Dia bukanlah sosok yang tidak tahu apa yang dia mau. Dan membuat saya tidak tertarik dengan karakter seperti ini. Dia lebih cocok menjadi partner dari pada bahan observasi. Dia bukanlah bagian dari obsesi yang saya maksud.

Inilah yang mungkin mendefenisikan salah satu karakter yang saya punya yakni dengan cara mendefinisikan karakter orang lain.

Sekian entri kali ini. Sebelumnya, saya berterima kasih pada si Y yang sebulan ini menjadi "Adik Adopsi" saya. Dan saya memohon maaf karena rasa penasaran saya membuat adinda terganggu.

~Terima Kasih~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar