Pemilihan Jurusan membuat saya mengerti
mengapa dalam matematika seperti terdapat bahasan yang membahas
laki-laki dan bahasan yang membahas perempuan.
Di jurusan ini pula saya belajar bahwasannya matematika itu semakin melunak walaupun tetap kompleks.
Misalkan
kamu mau menghitung jumlah jarimu dan kamu juga mau menghitung jumlah
helai rambutmu. Atau kamu mau memilih berada dalam ruang tertutup atau
berada pada ruang terbuka. Dari analogi tersebut kita telah menemukan
maksud dari entri kali ini.
Apa itu?
Kamu bisa saja menghitung seluruh
jarimu dengan sekilas karna sifatnya yang berhingga. Tetapi itu sulit
untuk menghitung seluruh helai rambutmu karna sifatnya yang tak
berhingga, bahkan setiap kau menghitungnya kesalahan perhitungan bisa
saja terjadi.
Dialah Statistik (diskrit) dan
Kalkulus (kontinu), Dua hal yang sangat berbeda, Statistik akan
senantiasa menerjemahkan setiap data yang berhingga dan Kalkulus akan
senantiasa memuat fungsi yang tak berhingga banyaknya solusi.
Seandainya Statistik dan Kalkulus diibaratkan sebagai kepribadian seseorang, maka ;
1. Statistik: Ramah, tenang, ia mampu mengolah emosi dengan baik, dan mudah menanggapi setiap masalah dengan solusi yang tepat, mudah percaya pada siapa pun tapi ia tahu bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang terabaikan.
2. Kalkulus: Sebaliknya bagi
Kalkulus, dia adalah orang yang berambisi, agresif, mudah marah, tidak
mudah percaya, sadar bahwa setiap apapun yang ia kerjakan selalu salah
dimata orang lain, tapi yang paling penting bagi dirinya adalah bahwa
setiap masalah yang dialaminya pasti memiliki jalan keluar walaupun
dengan cara yang rumit, selain itu ia tidak akan melepas siapapun orang
yang ia sayang. meskipun terkadang orang itu selalu di abaikan.
Hahaha... Kajian hati, Mentoring Jiwa *Alay*
Baik itu diskrit maupun kontinu mereka tetap bagian dari seonggok ilmu yang disebut MATEMATIKA.
Kadang ekspresi matematika membawa
kita untuk senantiasa mencari tahu tentang hidup kita, sifat kita, watak
kita dan siapa pribadi yang pantas bagi kita. Walaupun ia sulit
didefinisikan dan sangat bertolak belakang bagi diri kita.
~So,What Should I do now?~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar